9/10/2009

Pohon Tua

Suatu ketika di sebuah padang tersebutlah sebatang pohon rindang.Dahannya rimbun dengan dedaunan. Batangnya tinggi menjulang . Akarnya menembus tanah hingga dalam. Pohon itu tampak gagah dibanding dengan pohon-pohon lain disekitarnya.
Karena rindang dan tingginya pohon itu menjadi tempat hidup bagi beberapa burung di sana. Mereka membuat sarang dan bergantung hidup pada batang pohon itu. Pohon merasa senang mendapatkan teman saat megisi hari-harinya yang panjang.
Orang-orang pun bersyukur atas keberadaan pohon itu. Mereka kerap singgah dan berteduh di kerindangan pohon itu. Mereka duduk dan membuka bekal makanan dibawah naungan dahan-dahannya. "Pohon yang sangat berguna," begitulah ujar mereka setiap selesai berteduh. Lagi-lagi sang pohon pun bangga mendengar perkataan itu.
Namun, waktu terus berjalan. Sang pohon mulai sakit-sakitan. Daun-daunnya rontok, ranting-rantingnya mulai berjatuhan. Tubuhnya kini kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dulu dimilikinya. Burung-burung pun mulai enggan bersarang di sana. Oramg yang lewat tak lagi singgah untuk berteduh.
Sang pohon sedih. "Ya Tuhan, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku butuh teman. Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang aku miliki?" begitu ratap sang pohon hingga didengar seluruh hutan. "Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku agar aku tak perlu merasakan siksaan ini?" sang pohon terus menangis membasahi tubuhnya yang kering.
Musim telah berganti, namun keadaan belumlah mau berubah. Sang pohon tetap kesepian dalam kesendiriannya. Batangnya tampak semakin kering. Ratap dan tangis terus terdengar mengisi malam-malam hening yang panjang. Hingga pada saat pagi menjelang.
"Cittt...cericirit...citttt" Ah suara apa itu? Ternyata, ada seekor anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya.
"Cittt...cericirit...cittt." Suara itu semakin keras melengking. Ada anak burung lagi yang baru menetas. Lama kemudian riuhlah pohon itu atas menetasnya burung-burung baru. Satu, dua, tiga... Empat anak burung lahir ke dunia !
"Ah, doaku dijawab-Nya," seru sang pohon.
Keesokan harinya berterbanganlah burung-burung ke arah pohon itu. Mereka membuat sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu yang kering mengundang burung dengan jenis tertentu untuk mau bersarang di sana. Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering ketimbang sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih beragam. " Ah, kini harku makin cerah bersama burung-burung ini," gumam sang pohon denganberbinar.
Sang pohon kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya kebawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang tunas tampak tersenyum. Ah, rupanya airmata sang pohon tua itu menumbuhkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam.
Teman, begitulah . Allah memang selalu punya rencana-rencana rahasia untuk kita. Allah dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, akan selalu memberikan jawaban-jawabanuntuk kita. Walaupun kadang penyelesaiannya tak selalu mudah di tebak namun yakinlah bahwa Allah Maha Tahu yang terbaik untuk kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar